PENGARUH SUPERVISI DAN IKLIM
ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU SMPN DI KECAMATAN BEKASI TIMUR
KOTA BEKASI
Zainir, M.Pd
Abstract:
The objective of this research is to know The effect of supervision and
organization climate to work effectiveness of teacher at junior high scholl in East
Bekasi. The data were collected through participant on using survey method.
Framed population of this research are 213. Based on Slovin’s formula, there
are 139 samples which are taken by simple random sampling.The data of each
variable are gotten by instrument namely questionare. It is processed by the
regression and correlation analytical technique to describe the correlation
among the variables. The data analysis and interpretation indicates that (1)
supervision have positive direct effect
to work effectiveness, (2) organization climate
have positive direct effect to work effectiveness , (3) supervision have
positive direct effect to organization climate.
On the basis of this findings can conclude that good supervision and organization
climate were effect to increased work effectiveness of teacher.
Key
words: Supervision, organization climate,
work effectiveness
PENDAHULUAN
Kemerdekaan yang sudah
diraih dengan pengorbanan jiwa dan raga oleh para pejuang bangsa, tidak akan
berarti jika kemerdekaan itu tidak diisi dengan pembangunan, bangsa Indonesia
ingin merdeka karena bangsa ini sudah tidak tahan hidup menderita di bawah penjajahan,
dari kemerdekaan itu bangsa Indonesia mencita-citakan masyarakat yang adil dan
makmur, semua itu tentu tidak akan terwujud jika kita tidak memiliki sumber
daya manusia ( SDM ) yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) hanya dapat
dicapai melalui pendidikan. Efektifitivitas kerja erat
kaitannya
dengan lingkungan kerja, lingkungan kerja yang kondusif seperti struktur
organisasi yang rapi, hubungan kerja antar anggota yang teratur, lingkungan
kerja yang nyaman dan terpenuhinya kebutuhan fisik dan material akan
meningkatkan efektivitas kerja, baik organisasi yang rapi, hubungan kerja antar
anggota yang teratur, lingkungan kerja yang nyaman dan terpenuhinya kebutuhan
fisik dan material merupakan faktor-faktor iklim organisasi, selain faktor itu
efektivitas kerja guru dipengaruhi oleh faktor supervisi, seperti jadwal
supervisi yang teratur dan materi supervisi, seperti supervisi mngenai
pembuatan program tahunan dan program semester, kriteria ketetapan minimal (
KKM) rencana pembelajaran, penulisan
soal, pembuatan analisis, program remedial dan peningkatan kinerja guru. Pemerintah sudah banyak
berusaha agar mutu pendidikan meningkat seperti pencantuman anggaran pendidikan
20 % dalam APBN dan perbaikan kurikulum seperti Kurikulum Bebasis Kompetensi
dan pelaksanaan ujian nasional semua dimaksudkan untuk meningkatkan mutu namun usaha itu belum menunjukkan hasil
yang memuaskan.
Oleh karena itu guru perlu
mendapat perhatian serius dari kepala sekolah, agar guru dapat mengemban
tugasnya dengan efektif sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi
output pendidikan yang berkualitas. Dalam kerangka itu maka kepentingan,
kebutuhan dan harapan guru perlu diakomodir. Guru sebagai pelaksana
pembelajaran di kelas waktu dan tenaganya sudah tersita untuk melaksanakan
tugas-tugas di kelas karena itu guru sering tertinggal dengan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu pendidikan yang selalu berkembang baik materi,
methoda, media ataupun teknik teknik evaluasi, untuk itu guru perlu mendapat
bantuan dari berbagai pihak khususnya yang terkait langsung dengan supervisi
pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai
tanggung jawab dalam kelancaran proses pendidikan dan kegiatan administrasi
sekolah, kepala sekolah juga bertanggung jawab mengawasi, membina dan
memotivasi kerja guru dan pegawai lainya sebagai wujud peranya sebagai
supervisor. Oleh karena itu kepala sekolah berkewajiban melakukan pembinaan
yang berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis bagi para guru
dan tenaga kependidikan yang ada disekolah. Program pembinaan tenaga pendidik
dan tenaga kepandidikan dikenal dengan
supervisi pendidikan yang merupakan rangkaian dalam administrasi pendidikan.
Bertolak dari uraian di
atas, penulis termotivasi untuk mengangkat masalah pengaruh supervisi dan iklim
organisasi dengan efektifitas kerja guru SMP negeri Kota Bekasi. Penelitian
ini memusatkan perhatian terhadap efektivitas kerja guru dengan mengkaji faktor-faktor
yang diduga mempengaruhi efektivitas kerja guru dalam melaksanakan tugas
pokoknya di sekolah. Tempat penelitian di SMPN yang ada di wilayah Kecamatan
Bekasi Timur Kota Bekasi.
Efektivitas
Kerja
Schermerhorn (2011:14) menyatakan efektivitas
sebagai berikut,”the definitions of an
effective manager focuses attentions on two key outcomes, or dependent
variables, that are important inorganizational behavior. The first outcomes is
task performance, you can think of it as the quality and kuantity of the
workproduced or the service provided by an individual, team orworkunit, or
organization as a whole. The secon outcomes is jobsatisfaction. It indicates how people feel about their work
andthework setting”. Definisi manajer yang efektif berfokus perhatian pada
dua hasil kunci, atau variabel tergantung, yang penting dalam perilaku
organisasi. Hasil pertama adalah kinerja, anda dapat menganggapnya sebagai
kualitas dan kuantitas karya yang dihasilkan atau layanan yang disediakan oleh
unit individu, tim atau bekerja, atau organisasi secara keseluruhan. Hasil kedua
adalah kepuasan, pekerjaan menunjukkan bagaimana orang merasa puas tentang
pekerjaan mereka dan lingkungan kerja. Richard H. Hall (2002:258) menyatakan, “organizational efektiveness will remain the
major concern for organizational practitionners and analysts. Ignoring the
contradictions will not advance knowledge or practice. Ignoring the fact that
certain faktor exist beyond organizational control or that are only potentially
manipulable will also not contribute to theory or practice”. Efektivitas organisasi
akan tetap menjadi perhatian utama bagi para praktisi organisasi dan
analis. Mengabaikan kontradiksi tidak
akan menambah kemajuan pengetahuan atau praktek. Mengabaikan fakta bahwa faktor
tertentu ada kontrol organisasi berlebih atau yang hanya berpotensi
dimanipulasi juga tidak akan memberikan kontribusi teori maupun praktek.
Menurut Ivancevich, Konopaske dan
Matterson (2008:523) efektivitas,
“effectiveness is in the contex of organization behavior, effectiveness
refers to the optimal relationship among five components: productivity,
efficiency, satisfaction, adaptiveness, and development”. Efektivitas adalah bagian dari perilaku
organisasi. Efektivitas berkenan mengenai hubungan optimal antara lima
komponen, yaitu : productivitas, efesiensi, kepuasan, kemampuan adaptasi
(menyesuaikan diri) dan pengembangan.
Sedangkan Richard L. Daft (2010:7) menyatakan, “efectiveness is the degree to which the organization achieves a stated
goal, or succeeds in accomplishing what it tries to do”. Efektivitas adalah
tingkatan dimana organisasi mencapai tujuan yang diharapkan, atau menyelesaikan
apa yang seharusnya dikerjakan. Menurut Gibson, Ivancevich (2006:14), konsep
efektivitas merupakan tingkatan-tingkatan dari proses dalam satu organisasi “The basic level, individual effectiveness,
emphasizes the task performance of specific or members in the organizations”. Tingkat
paling dasar adalah efektivitas individu yang menekakan pada kinerja dari
karyawan tertentu atau organisasi tertentu. Tingkat kedua adalah efektivitas
kelompok atau group effekctivinees yaitu jumlah kontribusi seluruh anggota yang
bekerja sama dan tingkat ketiga adalah efektivitas organisasi (organizational effectivitivenees).
Bersarkan uraian di atas dapat disentesiskan effektivitas kerja adalah
keberhasilan dalam penyelesaian pekerjaan dengan indikator; pemanfaatan waktu
yang tepat, kreativitas kerja yang tinggi, pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
aturan dan hasil kerja yang sesuai standar yang telah ditetapkan.
Supervisi
Carlene Cassidy dan Robert Kreiter (2010:4)
menyatakan , “supervisiors essensial to
any organization that depens on people to achieve succes”. Supervisi adalah
bagian yang tidak bisa kita lepaskan dari manajemen tim dan proses manajemen,
dengan kata lain seluruh fungsi manajemen tidak terlepas dari kegiatan
supervisi. Selanjutnya Carlene Cassidy dan Robert Kreitner 92010:4) menjelaskan,
“supervisor is any individual having
authority, in the interest of the employer, to hire, transfer, suspend, lay
off, recall, promote, discharge, assign, rewerd, or disipline other employees,
or responsibility to direct them, or to adjust their prievences, or effectifely
to recommend such authority is not of a routine or with the foregoing the
exercise of such authority is not of a routine or clericle nature, but requires
the use of independent judgement”. Supervisor adalah beberapa individu yang
memiliki otoritas, perhatian terhadap karyawan, upah atau gaji, pergantian,
menskorsing, memberhentikan, memanggil kembali, menaikan jabatan, memecat,
mengangkat karyawan, memberikan penghargaan, penilaian disiplin pada karyawan,
atau menerima keluhan, atau merekomendasi kegiatan efektif. Menurut Thomas J
Sergiovanni & Robert J Starrat (2002:5), “principals and other formal
supervisor, therfor, have two board respossibility : (1) To provide the most
effektive supervision they can fer teacher and (2) To provide the condotions,
help and support teachers need to engage in thesupervisory functions for
themselves as part of their daily routine”. Supervisor dan pengawas formal
lainya memiliki dua tanggung jawab yang sangat luas yaitu (1) memberikan sistem
pengawasan yang paling efektif bagi guru. (2) memberikan kondisi, bantuan dan dukungan kepada guru untuk melaksanakan
fungsi sebagai bagian dari tugas rutin mereka.
Sedangkan Peter Burke (2005:20), supervise, “supervision is instructional leadership that
relates perspectives to behavior, clarifies purposes, contributes to and
supports organizational actions, coordinates interactions, provides for
maintenence and improve-men of the instructional program, and assesses goal
achievements. Supervisi adalah kepemimpinan instruksional yang berhubungan
perapektif terhadap perilaku, menjelaskan tujuan, berkontribusi dan mendukung
tindakan-tindakan organisasi, koordinasi interaksi, memberikan pemeliharaan dan
perbaikan program pembelajaran, serta menilai pencapaian tujuan. Sergiovani dan
starratt (2002:6), memberikan penekanan bahwa, “the purpose of supervision is to help increase the opportunity and thecapacity
of schools to contribute more effectively to students academic success”. Supervisi dilaksanakan denga tujuan
membantu meningkatkan peluang dan kapasitas sekolah dalam mencapai kesuksesan
akademik siswa. Supervisi adalah proses yang dilakukan oleh kepala sekolah yang
memiliki tanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah untuk membantu
mereka dalam upaya mencapai tujuan tersebut.
Haris (2011:20) mengidentifikasikan secara tegas
supervisor dalam sepuluh jenis , “developing
curriculum ( megembangkan kurikulum), organizing for instruction (
mengorganisasikan pembelajaran), providing staff ( menyediakan staf), providing
facilities ( menyediakan fasilitas), providing materials ( menyediakan bahan),
arrangging for inservice sducation (menyediakan pendidikan internal), orienting
staff members (orientasi anggota staf), relating special pupil services (
memberikan layanan khusus pada siswa), developing public relations)
mengembangkan hubungan masyarakat), dan evaluating instruction (mengevaluasi
pembelajaran). Supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok menyangkut
upaya peningkatan kemampuan, layanan bantuan memecahkan masalah, penyediaan
fasilitas yang bermuara pada peningkatan prestasi. Dalam rangka peningkatan
kinerja individual (improving individual
job performance), supervisi merupakan salah satu faktor organization/work group/team yang perlu
diperhatikan. Dalam memberikan bantuan, perlu memberikan konsultasi, diskusi
dan membantu pemecahan masalah dengan cara menyediakan waktu sebagai konsultan
untuk menyelasaikan masalah-masalah konflik antar individu ataupun kelompok,
kesulitan pribadi yang ringan, ketidak seimbangan tugas ketidakpuasan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Bersarkan uraian di atas
dapat disentesiskan supervisi adalah
rangkaian kegiatan pembinaan untuk memperbaiki pelaksanaan tugas yang ditandai
dengan indikator ; menilai pekerjaan, mengarahkan perbaikan, memantau
pelaksanaan tugas, menyediakan fasilitas kerja, memberikan bimbingan serta
membantu meningkatkan kemampuan.
Iklim Organisasi
Iklim organisasi menurut Furnham (1997:580), “organizational climate has been defined as a set of characteristics
that describe an organization and that (a) distinguish it from ather
organizations, (b) are relatively enduring over time, and (c) influence the
behavior of people in the organization”. Iklim organization adalah konsep
yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang konfigurasi sikap dan persepsi
anggota organisasi, dalam kombinasi, mencerminkan bagian penting dari konteks
dimana mereka sebagai bagian dari organisasi tempat mereka bekerja. Lunenburg
dan Ornstein (1991:74) mengemukakan, “organizational
climate is the total environmental quality within an organization.
Organizational climate can be expressed by such adjectives as open,bustling,
warm, easygoing, informal, cold, impersonal, hostile, rigid, and closed. Iklim
organisasi adalah kualitas lingkungan total dalam sebuah organisasi. Iklim
organisasi dapat dinyatakan dengan kata sifat seperti terbuka, ramai, santai,
informal, dingin, impersonal, bermusuhan, kaku, dan tertutup. Iklim organisasi
dikemukakan oleh Stephen P Robbins and Timothy A Judge (2011:558), “organizational climate is the shared
perceptions organizational members have about their organizational and work
environment”. Iklim organisasi
adalah persepsi bersama yang dimiliki anggota organisasi tentang organisasi dan
lingkunganya. Pemahaman tentang aturan tertulis, kebiasaan dalam melakukan
kerja dan birokrasi dalam menjalankan tugas, lingkungan kerja dan batas wewenang
dalam bekerja adalah lingkup dalam iklim organisasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disentesiskan bahwa iklim organisasi
adalah suasana yang dapat mengarahkan perilaku angotanya melaksanakan aktivitas
dalam organisasi dengan indikator : tanggungjawab, standar organisasi,
penghargaan, dukungan, keterbukaan.
METODE
Penelitian
menggunakan metode survey dengan pendekatan teknik analisis jalur. Penelitian
ini dilakukan empat bulan yaitu bulan
pada bulan januari sampai dengan april 2012. Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi. Populasi terjangkau penelitian ini sejumlah
200 guru. Sampel penelitian sebayak 139 orang.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pengaruh
Supervisi terhadap Efektivitas Kerja
Hasil analisis
korelasi sederhana antara kreativitas dengan produktivitas diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,635 (r31 = 0,635). Koefisien determinasi (r312)
adalah 0,403. Dengan demikian pengaruh supervisi dengan efektivitas kerja
sangat tinggi dan positif, artinya semakin baik supervise, diharapkan semakin
tinggi pula tingkat efektivitas kerja guru.
Dikaitkan
dengan teori tentang pengaruh supervisi dengan efektivitas kerja seperti yang
dinyatakan oleh Carlene
Cassidy dan Robert Kreitner (2010:4),
“ supervision are essensial to any
organization that depens on people to achieve succes”. Supervisi adalah hal yang penting untuk
organisasi, yang dibutuhkan oleh orang atau anggota organisasi untuk mencapai
sukses. Menurut
Richard L Daft hubungan antara resourse (
sumber daya manusia), managemen fungtion (
fungsi manajemen) dan performance (
hasil atau prestasi).
Dari pembahasan di atas, terdapat pengaruh positif supervisi terhadap efektivitas kerja guru. Semakin baik supervisi yang diberikan kepada guru, maka semakin tinggi pula efektivitas
kerja yang dicapainya.
Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Efektivitas
Kerja
Hasil
analisis korelasi sederhana antara motivasi berprestasi dengan produktivitas
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,629 (r32 = 0,629). Koefisien
determinasi (r312) adalah 0,396. Dengan demikian pengaruh iklim organisasi
terhadap efektivitas kerja sangat tinggi dan positif. Semakin baik iklim
organisasi diharapkan semakin tinggi pula tingkat efektivitas kerjs guru.
Dikaitkan
dengan teori tentang pengaruh iklim organisasi terhadap efektivitas kerja,
seperti yang dinyatakan oleh Stephen
L McShane and mary Ann Von Glinow (2010:9), “study
have found only a modestly relationship between cultur strength and
organizational effectiveness because three contingencies need to be considered:
(1) whether the cultur contentt is aligned with the enviornment, (2) whether
the cultur is not to strong that it becomes cultlike, and (3) wheteher the
cultur incorporates an adaptive culture”.
Dari
penelitian ditemukan hubungan positif antara kekuatan budaya dan efektivitas
organisasi, sebab ada tiga kemungkinan yang harus dipertimbangkan: (1) apakah
nilai budaya selaras dengan lingkunganya, (2) apakah budaya tidak cukup kuat
untuk menjadi pujaan atau idola, (3) apakah budaya perusahaan adalah budaya
yang adaptif atau budaya yang mengakomodir semua kebutuhan karyawan. Dari
ketiga pernyataan dasar tersebut ada indikasi bahwa iklim organisasi
berpengaruh terhadap efektivitas kerja.
Atas
dasar uraian tersebut, terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap efektivitas kerja. Dengan kata lain, semakin baik iklim organisasi maka semakin tinggi pula efektivitas kerja yang dicapai.
Pengaruh
Supervisi terhadap Iklim Organisasi
Hasil analisis
korelasi sederhana antara supervisi dengan iklim organisasi diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,570 (r21 = 0,570). Koefisien determinasi (r212)
adalah 0,324. Dengan demikian pengaruh supervisi terhadap iklim organisasi
sangat tinggi dan positif. Semakin baik supervisi diharapkan semakin baik pula
iklim organisasi.
Dikaitkan
dengan teori tentang pengaruh supervisi terhadap iklim organisasi seperti yang
dinyatakan oleh Menurut
K. B. Everard, Geoffrey Morris, Ian Wilson (2004:161), “there
have been many studies of the organizational effectiveness of schools and in
major survey 719 factor were found to be associated with effectiveness. These
have been reduced to eleven salient factor: (1) proffesional leadership; (2)
shared vision and goals; (3) a learning environment; (4) concentration on
learning and teaching; (5) high expectation; (6) positive reinforcement; (7)
monitoring progress; (8) pupil rights and responsibilities; (9) purposeful
teaching; (10) a learning organization; (11) home-school partnership”. Ada
banyak studi tentang efektivitas organisasi sekolah dan dalam survei besar ada
719 faktor yang ditemukan terkait dengan efektivitas. Setelah direduksi
ditemukan sebelas faktor penting yaitu: (1) kepemimpinan yang profesional; (2)
menginformasikan visi dan tujuan; (3) lingkungan pembelajaran; (4) konsntrasi
atau penekanan pada belajar mengajar; (5) harapan tinggi; (6) penguatan
positif; (7) pemantauan kemajuan; (8) hak-hak murid dan tanggung jawab; (9)
pembelajaran bermakna; (10) suatu organisasi pembelajaran; (11) kemitraan
antara rumah dan sekolah. Dari pembahasan di atas, terdapat pengaruh positif supervisi terhadap iklim organisasi. Artinya
semakin baik supervisi yang diberikan, maka semakin baik pula iklim oragnisasinya.
PENUTUP
Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisa dan kajian dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Supervisi berpengaruh
langsung positif terhadap efektivitas kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi
Timur, Kota Bekasi. Artinya, perbaikan supervisi akan meningkatkan efektivitas
kerja guru.
2. Iklim Organisasi berpengaruh
positif langsung terhadap efektivitas kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi
Timur, Kota Bekasi. Artinya, Perbaikan iklim organisasi akan memperbaiki
efektivitas kerja guru.
3. Supervisi berpengaruh
positif langsung terhadap iklim organisasi sekolah SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi.
Artinya, peningakatan supervisi akan memperbaiki iklim organisasi sekolah.
Saran. Dari hasil kesimpulan di atas dapat disarankan
sebagai berikut :
1.
Saran
untuk kepala sekolah : (1) dihadirkan lebih intensif dalam melaksanakan program
supervisi kepada guru; (2) meningkatkan kemampuan melaksanakan supervisi
khusunya supervisi akademik kepada guru; (3) menerapkan upaya perbaikan iklim
organisasi berbasis efektivitas kerja serta berupaya melakuakan perbaikan iklim
organisasi tidak hanya dalam bentuk penciptaan rasa kekeluargaan tetapi juga
suasana lain yang dapat mendorong semangat dan motivasi kerja guru.
2.
Saran
untuk guru : (1) memperhatikan program supervisi kepala sekolah sebagai media
penigkatan pengetahuan dan keterampilan kerja; (2) berupaya menunujukkan
kinerja terbaik untuk mencapai peningkatan dan pengembangan karir dalam
bekerja; (3) menerima pengahargaan sebagai pembangkit semangat kerja dalam
melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab.
3. Saran untuk penelitian
selanjutnya : (1) perlu dikaji faktor-faktor lain di luar suprvisi dan iklim
organisasi yang diduga berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru misalnya
kompetensi, motivasi berprestasi, lingkungan kerja dan lain-lain; (2) perlu
dilakukan penelitian dan pengembangan tentang teknik dan program-program
supervisi yang mampu memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan prestasi
kerja di sekolah.
DAFTAR
RUJUKAN
Carlene
Cassidy and Robert Kreitner. (2010). Supervision,
Seting People up for Success. Canada
: South Wetern,Canggage learning
Fred
C. Lunenburg, Alan C, Ornstein. (1991). Educational Administration: Concepet and
Practice. Callifornia: Wordwosth
Publishing Company
Ivanchevich,
konopaske, Matteson. (2008). Organizational
Behaviaor and management. Eighth Edition. Boston : Mc Graw – Hill
International Edition
James
l.Gibson,John M. Ivancevich, James H. Donelly, Jr. (2006). Organizations Behavior, Structur, Processes. New York: International Edition
John
R. Schermerhor. (2011). Organizational Behavior, eleven edition.
USA: John Willey&Son
Peter
Burke, Robert D Krey. (2005). Supervision:
A Guide to Instructional Leadership. IIIionis: Charles Thomas Publisher
Richard
H. Hall. (1989). Organisations,
structures, and Outcomes. New Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River
Richard
L Daft. (2010). New Era Of Management. Ninth
Edition. Boston : South-Western
Cangage Learning
Stephen
P Robbins and Timoty A Judge. (2011). Organizational
Behavior. Fourtheenth Edition. New Jearsy: Pearson
Thomas
J Sergiovanni and Robert J. Starratt. (2002). Supervision A Redenfinition. New York:
McGraww-Hill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar