PKL
(Pedagang Kakil Lima)
Oleh; Zainir, M. Pd
Pedagang kaki lima ( PKL ) pernah disanjung karena mampu bertahan ketika negara sedang krisis, di tengah lesunya ekonomi nasinal perusahaan besar banyak yang pailit, kaki lima tidak demikian, itulah keunggulan dari usaha kecil yang digerakkan oleh rakyat.
Pernahkah terbetik di pikiran anda rasa ingin tahu bagai mana dari mana asal kata kaki lima. Saya pribadi teringat apa yang pernah disampaikan oleh dosen saya pak Drs Anasrul, ketika duduk di bangku kuliah di UNP sekitar awal tahun 1990 di Padang, ketika suasana kuliah tegang beliau selalu memberikan selingan apakah cerita lucu, kisah romantis dan sebagainya. Salah satu yang beliau ceritakan asal kata kaki lima yang dipakai untuk istilah pedagang di pinggir jalan atau di totoar jalan raya.
Beliau menceritakan pedagang dipinggir jalan yang berdagang di totoar jalan sudah ada sejak zaman Belanda masih menguasai Indonesia, Belanda selalu membuat perencaan pembangunan dengan baiik, kata beliau para ahli teknik Belanda selalu membuat jalan raya dan totoar dengan ukuran lima kaki, kaki ukuran panjang yang lazim digunakan di Eropa, di Indonesia kita mengenal meter sebagai ukuran, Sejak dulu sudah ada pedagang yang senang berjualan di totoar jalan raya, karena mungkin dianggap dapat melanggar ketertiban umum belanda juga mempermasalahkan pedagang yang berjualan di totoar jalan raya, belanda menyebut :
ITU PEDAGANG KAKI LIMA MENGGANGGU KETERTIBAN DI JALANAN.
Dari sebutan Belanda itulah muncul istilah pedagang kaki lima yang sampai sekarang populer.
Pedagang kaki lima tidak bisa dipindahkan dari pinggir jalan, pedagang kaki lima hanya bisa dinaikkan statusnya dari PKL ke pemilik toko.